tangkapan layar/youtube/prabowo subianto
Jakarta, 1 September 2025 – Gelombang kemarahan rakyat yang mencuat beberapa hari terakhir akhirnya mendorong pemerintah dan partai politik menggelar rapat darurat. Pertemuan tersebut berlangsung di tengah sorotan publik yang semakin tajam terhadap elite politik dan wakil rakyat.
Sejumlah tokoh besar hadir langsung dalam rapat ini. Dari kabinet Prabowo, tampak Ketua Umum NasDem Surya Paloh, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum Golkar Bahlil Lahadalia, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, serta Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar. Selain itu, hadir pula Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas yang mewakili Ketua Umum Partai Demokrat, serta Sekjen PKS Muhammad Kholid. Tidak ketinggalan, pimpinan lembaga negara juga ikut duduk bersama: Ketua DPR RI Puan Maharani, Ketua DPD RI Sultan Bachtiar Najamudin, dan Ketua MPR RI Ahmad Muzani.
Meski berlangsung tertutup, rapat ini disebut menjadi forum konsolidasi nasional menyikapi meningkatnya tekanan publik. Suasana dinilai krusial, mengingat berbagai kebijakan dan pernyataan politik belakangan justru memicu kontroversi.
Sementara rapat berlangsung, partai politik bergerak cepat mengambil langkah tegas terhadap kader mereka yang dinilai mencoreng citra publik. Pada Minggu pagi (31/8), Ketua Umum NasDem Surya Paloh resmi menonaktifkan Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach dari keanggotaan DPR RI. Hanya beberapa jam berselang, giliran PAN yang mencopot dua artis sekaligus anggota DPR RI, Eko Patrio dan Uya Kuya.
Keputusan cepat ini dianggap sebagai upaya meredam kemarahan publik yang terus bergulir di media sosial maupun di jalanan. Meski begitu, langkah partai masih menyisakan pertanyaan besar: apakah pencopotan kader cukup untuk meredam krisis kepercayaan, atau justru membuka babak baru dalam dinamika politik nasional?
