
Ilustrasi Alien (Foto: Business Today)
Buletinmedia.com – Sebuah makalah pracetak yang diunggah di arXiv pada 16 Juli 2025 menyebut kemungkinan alien akan terlihat pada November atau awal Desember. Penelitian ini berjudul Is the Interstellar Object 3I/ATLAS Alien Technology? dan ditulis oleh Adam Hibberd, Adam Crowl, dan Abraham Loeb dari Universitas Harvard. Objek luar angkasa 3I/ATLAS, yang ditemukan 1 Juli, disebut meluncur ke arah Matahari dengan kecepatan lebih dari 210.000 km/jam dan menunjukkan karakteristik aneh, sehingga memicu spekulasi bahwa itu mungkin teknologi asing.
Dalam makalah tersebut, peneliti menyatakan bahwa 3I/ATLAS memiliki lintasan mendekati planet-planet seperti Venus, Mars, dan Jupiter. Orbitnya yang condong terhadap ekliptika diduga memberi keuntungan strategis bagi makhluk cerdas luar angkasa untuk mendekati Bumi. Mereka juga memaparkan kemungkinan objek ini melakukan manuver rahasia di sekitar Matahari untuk memperlambat lajunya, mirip strategi pesawat antarbintang. Meski terlihat ilmiah, banyak pihak menyebut makalah ini kontroversial dan belum ditinjau sejawat.
Sementara itu, penelitian lain dari Program Human Flourishing Universitas Harvard mengajukan teori kriptoterestrial gagasan bahwa alien sebenarnya mungkin sudah berada di Bumi atau dekat dengannya, namun tersembunyi. Mereka bisa hidup di bawah tanah, di Bulan, atau bahkan menyamar di antara manusia. Teori ini mencoba menjelaskan fenomena UAP (dulu dikenal sebagai UFO) sebagai aktivitas makhluk cerdas non-manusia (NHI) yang tidak terdeteksi secara langsung.
Makhluk kriptoterestrial ini, menurut para peneliti, dibagi dalam empat kategori: manusia kuno berteknologi tinggi yang selamat, spesies non-manusia seperti kera atau dinosaurus yang berevolusi, alien dari planet lain atau masa depan yang memilih bersembunyi, serta makhluk magis seperti elf atau nimfa yang tak bergantung pada teknologi. Meskipun terdengar seperti fiksi ilmiah, para peneliti menyatakan bahwa semua kemungkinan ini perlu dipertimbangkan secara ilmiah.
Para ilmuwan mengakui bahwa teori mereka masih spekulatif dan belum diterima secara luas. Mereka menyebut makalah ini sebagai upaya untuk mendorong komunitas ilmiah lebih terbuka terhadap data dan fenomena yang belum terjelaskan. Meski banyak yang skeptis, mereka berharap kajian ini dapat memicu penelitian lebih lanjut dan membuka diskusi yang lebih serius soal kemungkinan keberadaan kecerdasan non-manusia di dalam atau dekat Bumi.