Tangkapan Layar - Trump Tegaskan Gencatan Senjata Gaza jika sandera Israel tidak dilepaskan (Youtube/The Guardians)
Buletinmedia.com – Donald Trump memperingatkan bahwa jika semua sandera Israel yang ditahan di Gaza tidak dibebaskan paling lambat Sabtu siang, ia akan mengusulkan pembatalan gencatan senjata Israel-Hamas dan membiarkan “kekacauan terjadi.” Pernyataan ini disampaikan Trump dalam konferensi pers di Ruang Oval pada Senin malam. Menurut Trump, batas waktu yang ditetapkan adalah waktu yang tepat untuk memastikan pembebasan semua sandera, dan jika hal itu tidak tercapai, ia akan membiarkan situasi di Gaza berkembang tanpa campur tangan lebih lanjut. Ia juga menekankan bahwa harga murah bukan solusi utama dalam proses negosiasi tersebut, melainkan keselamatan para sandera yang menjadi prioritas.
Selain itu, Trump juga menyebutkan kemungkinan menahan bantuan kepada Yordania dan Mesir jika kedua negara tersebut tidak menerima pengungsi Palestina yang dipindahkan dari Gaza. Kebijakan ini sejalan dengan upayanya untuk menekan negara-negara tersebut agar lebih mendukung proses penyelesaian masalah pengungsi dan sandera Palestina. Ancaman ini muncul di tengah peningkatan ketegangan antara pihak-pihak yang terlibat dalam gencatan senjata, yang telah berlangsung selama tiga minggu. Hamas sendiri mengumumkan penundaan pembebasan sandera tanpa batas waktu, dengan alasan pelanggaran yang dilakukan Israel terhadap kesepakatan gencatan senjata.
Hamas menyebutkan bahwa Israel telah melanggar beberapa kesepakatan dalam perjanjian yang ada, yang menyebabkan mereka menangguhkan proses pembebasan sandera. Pernyataan ini kemudian memicu respon dari Menteri Pertahanan Israel, yang memerintahkan kesiagaan militer untuk menghadapi “skenario apa pun” yang mungkin terjadi di Gaza. Trump, yang merasa pernyataan Hamas sangat mengganggu, menegaskan bahwa Israel harus memutuskan langkah-langkah selanjutnya mengenai gencatan senjata. Namun, ia tetap menegaskan bahwa jika sandera tidak dibebaskan pada waktu yang ditentukan, situasi akan berubah drastis.
Trump mengungkapkan bahwa ia tidak berbicara langsung dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengenai jadwal pembebasan sandera yang ia usulkan. Ia mengatakan bahwa tindakan yang akan diambil untuk menegakkan tuntutannya akan diketahui dalam waktu dekat, dan bahwa Hamas akan memahami konsekuensi dari langkah tersebut. Meskipun tidak menjelaskan apakah hal ini akan melibatkan tindakan militer AS, ancaman Trump menunjukkan keseriusannya dalam menanggapi situasi di Gaza. Hal ini menambah ketegangan dalam pembicaraan mengenai gencatan senjata yang telah mencapai titik kritis.
Pada saat yang sama, sejumlah pejabat dari Hamas, Israel, dan negara-negara Arab juga memperingatkan bahwa gencatan senjata berada di ujung tanduk. Ketegangan semakin meningkat dengan ancaman-ancaman yang datang dari berbagai pihak, termasuk pernyataan keras dari Qatar yang mengingatkan Israel agar tidak merusak kelangsungan kesepakatan tersebut. Gencatan senjata yang masih berlangsung ini melibatkan pertukaran sandera Israel dengan tahanan Palestina, yang akan memasuki tahap keenam pada hari Sabtu mendatang. Namun, dengan meningkatnya tekanan dari AS dan Israel, masa depan kesepakatan gencatan senjata ini semakin tidak pasti.
